Selasa, 31 Juli 2012

tahu sorot

BOGORnews ::: Sejumlah perajin tempe dan tahu di Bogor, Jawa Barat siap melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari mulai 25-27 Juli sesuai dengan surat edaran Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Primkopti).

"Ya boleh dibilang ini produksi tempe terakhir untuk hari ini. Sebelum melakukan aksi mogok lusa nanti," kata Mualifi salah satu perajin tempe di Kota Bogor, Selasa (24/7/2012).

Mualifi hanya mampu membuat tiga kuintal tempe yang akan dipasarkan, Rabu (25/7) malam di Pasar Merdeka. Produsen tempe berumur 35 tahun ini mendukung aksi yang dianjurkan Primkopti.

"Mogok ini sebagai aksi solidaritas kami agar pemerintah bisa membantu menekan harga kedelai yang terus naik," katanya.

Tujuan aksi pemogokan terutama untuk memberitahukan kepada masyarakat terkait kenaikan harga kedelai. Kenaikan harga tempe bukan karena permainan pedagang tapi karena kenaikan harga kedelai.

Tingginya harga kedelai membuat produsen tempe dan tahu menjerit karena modal yang mereka keluarkan tak sebanding dengan untung yang didapat. Laba terlalu tipis. Harga kedelai kini sekitar Rp 8.000-an per kilogram. Modal yang harus dikeluarkan sekitar Rp 1,5 juta untuk membeli kedelai tiga kuintal, plastik tiga kilogram, daun pisang tiga kilogram, ragi dan ongkos produksi, termasuk gas dan biaya listrik.

"Kami sudah mengupayakan agar tetap produksi. Ukuran tempe sudah kami kurangi dari sebelumnya, harga juga terpaksa kami naikkan," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Mangait Sinaga, memastikan tidak akan ada pemogokan tempe tahu di Bogor.

"Kami telah melakukan peninjauan ke pasar. Kami akan mengumpulkan para pedagang tempe dan perajin untuk mengimbau mereka agar jangan ada yang mogok. Kami akan menyarankan menaikkan harga ataupun mengurangi ukurannya," kata Sinaga (ant)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda